Dia Dan Aku


Kali ini saya akan me-review sebuah buku. Buku yang secara tak sengaja saya beli di Gramedia Cirebon seminggu yang lalu.
Buku ini menyajikan perdebatan yang akademis, berargumentasi nalariah, berlandaskan realitas Indonesia, perihal kunci menuju kemajuan bangsa, antara penulisnya dengan para penentu dan mereka yang berpengaruh atas kebijakan serta arah pembangunan.
Semua konsep itu diilhami oleh progresisme sebagai suatu ideologi, yaitu suatu sistem yang terorganisir dari representasi dan kepercayaan, yang bersendikan keyakinan bahwa kemanusiaan tunduk, dalam proses historisnya, pada suatu hukum yang mengusungnya, dengan sukarela atau paksaan, ke suatu tujuan yang lebih baik.
Dalam penulisan buku ini, sang penulis menyebut dirinya 'Aku' dan tokoh-tokoh yang mengesankannya melalui dialog, diskusi dan pengalamannya ditampilkan sebagai 'Dia'.

Kepada Bung Hatta, sang penulis menegaskan :

Pendidikan nasional perlu dibangun sesuai dengan kecenderungan manusiawi yang bersifat kultural.


Kepada Pak Harto disampaikan :

Pembangunan ekonomi ini dalam jangka yang tidak terlalu panjang bisa runtuh seperti rumah dari kartu dan keruntuhan ini pasti akan membuat pembangunan nasional sebagai keseluruhan menjadi berantakan. Selama ini pembangunan kelihatan maju karena ditopang utang. Dan Pak Harto diam saja, kelihatannya dia tidak senang.


Dan tentang agama, sang penulis berprinsip :

Aku tidak mau kelak sejarah menyalahkan agamaku, Islam, sebagai penghambat pengembangan nalar..... Yang sebenarnya takut menjadi "tidak laku" di pentas nasional adalah para mualim yang memonopoli tafsir...


Sekilas buku ini memang terasa "berat" tetapi alur cerita dan gaya bahasa yang disampaikan membuat kita akan terus-menerus untuk membacanya. Dan jika anda sangat merindukan figur seorang kakek yang senang mendongeng, saya rasa buku setebal 924 halaman dan seharga Rp 135.000,- ini bisa memuaskan dahaga rindu anda. :)

Tautan :


14 comments:

  1. Anonymous

    bagus bukunya? covernya bikin ilfil, euy :D

    kapan2 aku pinjem ya, hihihi...

     
  2. Syah

    @venus : hehehe... mangkenye.. don't judge a book by its cover. jgn menghakimi buku pake koper

     
  3. mel@

    betul euy... covernya bikin ilfil... kayak buku jaman baheula gitu... daripada aku ikutan juga minjem bukunya... mending aku diceritain refernsi secara lengkap, jelas, tuntas, detail aja ya... hehehe...

     
  4. Syah

    @mela : lha itu kan udah ada referensinya... mau ikutan menghakimi buku pake koper juga? hehehe

     
  5. Unknown

    hebat amat. sanggup baca segitu tebal. hmmm bener ceritain aja isinya... pasti banyak "dongengannya" yg berguna heheh

     
  6. Syah

    @k : iya... nanti saya tulis keseluruhan isi buku itu ke dalam blog ini.... huehehehehe

     
  7. Innuendo

    mahal juga yak hikhik...and kayaknya berat. boring gak bukunya ?

    aku cuma pernah baca buku memoar of lee kwan yuew. and kalimat yg aku ingat, saat wakil president amerika nanyak ke dia : suharto itu a hero apa bajingan sih menurut kamu ?

    tapi jawabannya gak ditulis lee. pdhl pengen tau hikhik

     
  8. Anonymous

    pinjeeeeeemm..!!

     
  9. Anonymous

    wuih..900an halaman..

    eh iya ya katanya don't judge the book from its cover :P

     
  10. Syah

    @fany : kata siapa mbak?

     
  11. NiLA Obsidian

    tebel bgt ya?
    gimana kalo bikinin sinopsisnya aja ?
    hehe

     
  12. Anonymous

    waduh berat, mahal dan tebal ck.ck.ck..
    bacaannya mantab banged.

     
  13. Er Maya

    900 halaman?? dueeeenggg!!

    hmm..kalo emang isinya bagus mungkin bakal diulang lagi bacanya..kek supernova yang udah 5-6 kali dibaca gag pernah bosen juga :)

     
  14. Anonymous

    wahhh keren juga sepertinya bukunya.... bisa dipinjem? ato dioper? kan sebelom beli mesti tau dulu mutunya... hehehe

     

Post a Comment