Tentang Keperawanan dan Keperjakaan

Saat aku sedang blogwalking, tanpa sengaja aku menemukan salah satu entry dari mas Satrianto. Pendek, tapi cukup menohok hati mereka yang tersindir oleh entry ini.

Jaman dulu, sekitar tahun keduaku jadi mahasiswa, aku pernah ngobrol sama seorang temenku yang jauh lebih senior. Dia cerita kalo dia punya temen, dan temennya itu pernah komentar kayak gini: “Buat aku, keperawanan itu cuma masalah sepele. Yang jadi soal, kalo hal sepele aja nggak bisa dia jaga, gimana dia mau njaga anak-anakku besok?”

Akupun langsung setuju pada saat itu juga.


Begitu pun aku mas. Aku justru ingin menambahkan. Bahwa suatu saat nanti, kita pasti akan menuai karma dan ujian atas perbuatan kita di masa lalu. Dan itu bisa saja menimpa pada anak-anak kita nantinya.
Jadi, aku tidak mempermasalahkan apakah anda masih perawan atau tidak. Yang jadi masalah adalah, jangan sampai anak-anak anda terkena imbas dari perbuatan orang tuanya di masa lalu.

Ada yang tidak setuju ?


15 comments:

  1. Anonymous

    aku kok masih bingung ya, keperawanan diributin terus.... sementara keperjakaan tak ada yang mempedulikan.

    penting atau tidak, itu tak penting. yang lebih penting mungkin komitmen kali. :)

     
  2. Anonymous

    menurutku tergantung masing2 pihak dan pasangan, merasa dirugikan/dibohongi atau nggak.
    Kalo gak ada masalah yah silakan aja (terlepas dari hukum agama lho).

     
  3. Anonymous

    yah. sesuai dengan ada timur, kesucian masih sangat amat diagungkan, kecuali...yang orang timur yang sudah tergerus oleh hawa kebebasan.

     
  4. Herman Saksono

    Hmm, memelihara anak dan memelihara keperawanan kan dua hal yang sangat berbeda. Apakah ibu yang perawan anaknya sukses, sementara ibu yang waktu nikah tidak perawan anaknya gagal? ;)

     
  5. Syah

    @all : wuih... asik akhirnya aku bisa dapet komentar yang bener2 serius. terima kasih ya sebelumnya. aku sangat menghargainya.

    @kw : keperjakaan tidak ada yang mempedulikan? apakah judul entry saya font-nya kurang besar mas KW?

    @kenny : iyah bener.... kembali ke masing2 individu emang jawaban yang obyektif bgt.

    @gaussac : dan orang timur yang sudah tergerus hawa kebebasan juga bisa siap menerima bad karma dan ujian suatu saat nanti yah.

    @herman : :-) komentar anda tampaknya baru bisa memuaskan quote dari entry saya mas herman.
    anda belum menjelaskan tentang karma dan ujian itu. yang merupakan tambahan dari saya. :-)

     
  6. Anonymous

    maap maap neh. tapiii...hare gene masih mempersoalkan keperawanan garis miring keperjakaan? emang keperawanan bisa kita jadiin tolok ukur kualitas seseorang sebagai human being? aku kok gak setuju ya, Syah :)

     
  7. Syah

    @venus : :-) mbak venus ki piye to?
    apa paragraf terakhir dari entry saya kurang menegaskan di pihak mana saya berdiri?
    apa paragraf terkhir saya itu perlu saya bold ?

    saya malah jadi berburuk sangka, mbak venus ga setuju gara2 gaya bahasa yang saya gunakan terlalu sarkas. :-P kalo emang iya, nanti akan saya ganti kok gaya bahasanya itu.... :-P

     
  8. Iman Brotoseno

    perawan dan perjaka sih menurut saya bukan tolak ukur moral seseorang..buktinya Aa Gym nyari istri kedua bukan yang perawan he he

     
  9. Syah

    @imam brotoseno : ooh gt... makasih ya mas. tapi yang saya tekankan di entry ini bukan ttg moral je...

     
  10. QQ

    perawan/perjaka tidaknya seseorang bukanlah mjd suatu hal yg sgt penting bagi saya, yg penting jk mreka menjadi suami & istri, mreka bisa menjaga komitmen kesetiaan mreka thd pasangannya masing2. susah lo mjd seseorg yg setia itu...
    mengenai karma ato dampak thd keturunannya, apakah karma itu pasti akan jatuh kpd anak2nya? apakah mas syah seorg yg mempercayai karma? bukankah bisa saja dikehidupan yg akan datang kita baru terkena karma atas perbuatan yg telah kita lakukan sebelumnya? menurut saya sih setiap org itu menanggung dosa dan karmanya sendiri2. jd sekarang tergantung bgmn kitanya sendiri dalam mengurangi dampak perbuatan masa lalu kita thd anak2 kita. mana ada ortu yg pgn anak2nya juga mengulangi kesalahan yg sama seperti yg pernah mreka lakukan...
    btw, kok quotenya lebih menekankan ke sisi keperawanan ya? qoute sisi keperjakaannya mana?

     
  11. QQ
    This comment has been removed by the author.  
  12. Syah

    @qq : yup... paragrap pertama saya setuju.

    tentang karma yg menimpa anak2 kita nantinya, saya ga mengatakan sebuah kepastian. tapi kemungkinan. coba dicek lagi kalimat saya itu.

    ttg quotenya, itu adalah pandangan dari laki2 thd wanita. tapi bukannya kalo dilihat dari pandangan wanita thd laki2, akan terlihat sama saja kan artinya?

    makasih yah dah nulis panjang lebar. saya sungguh menghargainya. :-)

     
  13. Anonymous

    gene, masih terja2h karma :)

     
  14. Anonymous

    hehehe, itu tulisan aslinya memang dari saya. tapi kok kayaknya jadi banyak yang kontra sama tulisan saya, ya? :)
    Seakan-akan saya menulis dan beranggapan bahwa keperawanan adalah hal yang sangat penting.
    Padahal cukup jelas kalo disitu aku tulis bahwa keperawanan adalah hal yang SEPELE. nah?
    Kalo ada yang mau protes kenapa aku bikin tulisan itu, silahkan protes langsung aja lewat blogku, gimana?

     
  15. Syah

    @joesatch : mungkin aku yang salah karena terlalu sarkas dalam menulisnya....

     

Post a Comment