Tawaran Yang Tak Bisa Ditolak
Published Monday, January 22, 2007 by Syah in Cerpen, Petuah BijakAldi tak pernah bisa menolak jika harus menerima tawaran yang diajukan temannya. Bukan karena Aldi adalah orang Jawa yang rikuhan apabila mau menolak sesuatu. Tetapi lebih karena rasa solidaritas kepada temannya, sehingga dia tak bisa menolak sebuah tawaran.
Suatu saat teman-temannya akan mengajak Aldi berlibur ke Bali pada cuti kerja mendatang. Karena tempat kerjanya selalu menuntut konsentrasi penuh, maka Bali adalah pilihan yang tepat untuk mengendurkan syaraf otak yang setiap hari selalu menegang.
Saat tiba di Bali mereka bingung harus memulai dari mana untuk menghabiskan anggaran mereka untuk berlibur. Sampai pada akhirnya salah satu dari mereka yang sex addict mengusulkan untuk ke kompleks pelacuran terlebih dahulu. Bercinta dengan pelacur selalu membuatnya rileks. Semua pun setuju kecuali Aldi. Dia masih agak bimbang untuk menerima tawaran teman-temannya itu. Meski hubungan cinta Aldi selalu bisa berakhir di ranjang, dia pantang untuk melakukannya dengan pelacur.
Satu jam berikutnya, mereka sampai di sebuah kompleks pelacuran. Aldi yang masih terlihat bingung, ditanyai lagi oleh teman-temannya.
Teman 1 : "Kamu jadi mau make ga?"
Aldi : "Ga deh... aku langsung ke hotel aja. Badanku masih ga enak gara-gara naik pesawat murah tadi"
Teman 2 : "Kamu kenapa ? takut ama AIDS ?"
Aldi : "Iya sih sebenernya. Aku takut ama AIDS"
Aldi berharap inilah alasan terakhir untuk bisa mencegah dirinya bercinta dengan pelacur. Tapi salah satu temannya justru memberikan tawaran yang tak bisa ditolaknya.
Teman 1 : "Untuk apa kamu takut ama penyakit yang akan membunuhmu tujuh atau sepuluh tahun mendatang, sedangkan kamu bisa mati kapan aja. Ayolah, nanti setengahnya biar aku yang bayar"
Aldi pun termakan logika temannya. Logika bahwa AIDS adalah penyakit yang bisa membunuhnya untuk jangka waktu yang lama, sedangkan dia bisa mati kapan saja. Bahkan dalam pesawat murah yang akan membawanya pulang nanti.
Suatu saat teman-temannya akan mengajak Aldi berlibur ke Bali pada cuti kerja mendatang. Karena tempat kerjanya selalu menuntut konsentrasi penuh, maka Bali adalah pilihan yang tepat untuk mengendurkan syaraf otak yang setiap hari selalu menegang.
Saat tiba di Bali mereka bingung harus memulai dari mana untuk menghabiskan anggaran mereka untuk berlibur. Sampai pada akhirnya salah satu dari mereka yang sex addict mengusulkan untuk ke kompleks pelacuran terlebih dahulu. Bercinta dengan pelacur selalu membuatnya rileks. Semua pun setuju kecuali Aldi. Dia masih agak bimbang untuk menerima tawaran teman-temannya itu. Meski hubungan cinta Aldi selalu bisa berakhir di ranjang, dia pantang untuk melakukannya dengan pelacur.
Satu jam berikutnya, mereka sampai di sebuah kompleks pelacuran. Aldi yang masih terlihat bingung, ditanyai lagi oleh teman-temannya.
Teman 1 : "Kamu jadi mau make ga?"
Aldi : "Ga deh... aku langsung ke hotel aja. Badanku masih ga enak gara-gara naik pesawat murah tadi"
Teman 2 : "Kamu kenapa ? takut ama AIDS ?"
Aldi : "Iya sih sebenernya. Aku takut ama AIDS"
Aldi berharap inilah alasan terakhir untuk bisa mencegah dirinya bercinta dengan pelacur. Tapi salah satu temannya justru memberikan tawaran yang tak bisa ditolaknya.
Teman 1 : "Untuk apa kamu takut ama penyakit yang akan membunuhmu tujuh atau sepuluh tahun mendatang, sedangkan kamu bisa mati kapan aja. Ayolah, nanti setengahnya biar aku yang bayar"
Aldi pun termakan logika temannya. Logika bahwa AIDS adalah penyakit yang bisa membunuhnya untuk jangka waktu yang lama, sedangkan dia bisa mati kapan saja. Bahkan dalam pesawat murah yang akan membawanya pulang nanti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Blogger
- Syah
- Aku selalu percaya kepada manusia. Aku hanya tak percaya pada iblis yang bersemayam di hati mereka.
Recent Comments
Tags
Archives
- October 2008 (3)
- August 2008 (6)
- June 2008 (2)
- May 2008 (1)
- April 2008 (3)
- March 2008 (2)
- January 2008 (1)
- November 2007 (1)
- October 2007 (1)
- September 2007 (1)
- August 2007 (3)
- July 2007 (1)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (1)
- March 2007 (5)
- February 2007 (7)
- January 2007 (13)
- December 2006 (11)
- November 2006 (14)
Bgmn jika si Aldi sdh terjangkit penyakit itu dari dulu tp dia tdk menyadarinya (krn gaya berpacaran yg selalu berkahir di ranjangnya itu)?
aldie pribadinya lemah! tak punya pendirian.
come on..kematian memang jadi rahasia Alloh..tapi kalo harus mati karena berbuat dosa dengan tidur dgn pelacur dan terinfeksi AID sih no way!
Aldi mesti kuat iman tuh :)
yaaaaa aldi gimana sih...tadi katanya pantang melakukannya dg pelacur hehehe...
@all : sebenernya poin pentingnya adalah, kita harus bisa menolak tawaran yang menurut kita tidak baik meski itu dari orang terdekat kita sekalipun.
Selain itu... kita tidak tahu peluang mati kalau naik pesawat adam air. Sementara peluang mati karena AIDS akibat dari hubungan seks tanpa perlindungan, kan cukup jelas.
Ya nggak bung Syah? :)
adam air? saya hanya menyebutkan pesawat murah lho ya.
tentang peluang mati itu, emang bener :-P
Kisah nyata kah? Kalo iya, sebebas itukah pergaulan di kota besar? Sayang sekali...
@maruria : bukan kisah nyata. tapi ga menutup kemungkinan kalo cerita tadi adalah sebuah kisah nyata kan?
kenapa ya begitu susahnya bilang tidak, meski utk kebaikan sendiri?
@kenny : emang susah mbak... di satu sisi kita memang ga suka, sisi lainnya juga ga enak ama temen2.
tapi manusia memang harus tegas yah.
kalo aku jadi aldi... minta dibayarin penuh... :P
kekekek...
@bagonk : udah dibayarin penuh, eh... nambah pula hehehehe.