Implementasi SAP Business One Di PT Jamu Puspo Internusa

Tentang Jamu Puspo

Jamu Puspo didirikan sejak tahun 1997 dibawah Puspa Group yang merupakan grup farmasi yang telah berdiri sejak tahun 1960. Sejak didirikan , Jamu Puspo tumbuh menjadi salah satu perusahaan ang bergerak di bidang obat herbal yang paling agresif dan inovatif. Dengan jangkauan lebih dari duapuluh produk termasuk Pacekap, PaceTea, ProDeEm dan produk kesehatan yang lain, Jamu Puspo saat ini telah menyalurkan ke Kota-Kota besar di seluruh Indonesia dan mulai ekspor ke Timur Tengah, Malaysia, Taiwan , dan Filipina. Jamu Puspo mempekerjakan 205 karyawan dan 100 tenaga pabrik tambahan yang bekerja di kantor pusat di Jakarta.

Keadaan Sebelum Implementasi SAP
Data-data penting Jamu Puspo diletakkan pada database yang tidak terintegrasi satu sama lain. Jamu Puspo meletakkan datanya pada sistem manual dimana data-data tersebut berbeda dari satu departemen dengan departemen lainnya. Sebagai hasilnya, Jamu Puspo harus mengumpulkan datanya secara manual dimana hal tersebut memakan waktu lama dan terkadang tidak akurat. Lebih lanjut, Jamu Puspo tidak bisa merespon secara cepat tentang kebutuhan pasar.
Pada akhir tahun 2005, Jamu Puspo mulai mencari solusi baru dan mengevaluasi tiga vendor yang berbeda. Sekitar empat bulan riset, pilihan Jamu Puspo jatuh pada SAP Business One.

Keadaan Sesudah Implementasi SAP
Setelah Jamu Puspo mengimplementasikan SAP Business One, kini manajemen Jamu Puspo mempunyai akses yang real-time untuk mengakses laporan dengan akurat dan tepat waktu, oleh karena itu, proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat. Dengan SAP Business One, tingkat turnover inventori bisa dikurangi sampai dua bulan dari yang semula 6 bulan. Perampingan jumlah karyawan juga bisa dilakukan, seperti pada Departemen Accounting dari yang semula lima orang menjadi tiga orang, demikian juga pada Departemen Procurement dan PPIC yang semula dari empat orang menjadi dua orang dan pada Departemen Logistik menjadi lima orang yang semula dari delapan orang.
Penggunaan sistem yang baru juga bisa membuat Jamu Puspo dapat merespon lebih cepat terhadap permintaan para pelanggan. Kemudian untuk jangka panjangnya, implementasi SAP Business One akan diperluas oleh Jamu Puspo ke perusahaan yang bernaung dibawah bendera Puspa Group. Dan hal tersebut akan dimulai pada tahun ini.

Alasan Memilih SAP Business One
  1. SAP Business One menawarkan highest value for money.
  2. User friendly.
  3. Implementasi yang cepat sesuai dengan yang dijanjikan oleh vendor.
Keselarasan Antara Business Process, IT, dan People
Implementasi SAP Business One yang dilakukan Jamu Puspo mengakibatkan terjadinya kendala pada karyawannya karena harus beradaptasi dengan sistem yang baru. Tetapi, kendala ini segera diminimalkan oleh SAP Business One sendiri. Karena SAP Business One menawarkan penggunaan yang user friendly. Selain itu, suksesnya implementasi SAP Business One ditengarai juga mempengaruhi business processnya. Hal tersebut dapat dilihat dari respon yang lebih cepat terhadap permintaan para pelanggan dan berkurangnya turnover inventori dari 6 bulan menjadi 2 bulan.

Tantangan Yang Dihadapi Pada Saat Implementasi
Tantangan yang dihadapi oleh Jamu Puspo dalam implementasi SAP Business One adalah :
  1. Adanya Change Management. Implementasi SAP Business One menyebabkan perubahan manajemen disetiap departemennya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan-perubahan jumlah karyawan staf administrasi yang berada di departemen yang memegang peranan penting. Seperti departemen accounting, logistik, dan procurement.
  2. Jamu Puspo akan memperluas implementasi SAP Business One ke perusahaan yang lainnya yang berada dibawah Puspa Group. Hal ini berarti Jamu Puspo akan menghadapi tantangan berupa integrasi secara menyeluruh antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.
Konklusi dan Rekomendasi
Jamu Puspo telah berhasil dan dinilai tepat didalam pemilihan SAP Business One untuk solusi bisnisnya. Ini bisa dilihat dari keadaan yang lebih baik setelah implementasi SAP Business One. Adanya akses data yang real time, turnover inventori yang berkurang, dan perampingan jumlah staf administrasi di setiap departemen.
Sebagai rekomendasi, Jamu Puspo diharapkan bisa melihat aspek-aspek lain ketika akan memperluas implementasinya ke perusahaan lain yang berada di bawah Puspa Group. Tentunya hal ini demi mempermudah dan memperlancar proses implementasi nantinya.

Pustaka
  1. Jamu Puspo
  2. Jamu Puspo Success Story
  3. Martin, E Wainright, et al, 2005. Managing Information Technology, 5th Edition, Pearson Prentice Hall, US.


0 comments:

Post a Comment