Miss. Untouchables
14 comments Published Monday, April 30, 2007 by Syah in Pemikiran, ShareJika ada istilah bahwa cinta tak selamanya harus memiliki, maka saya sedang mengalaminya saat ini. Awalnya saya tidak sependapat dengan istilah itu. Saya berpikir, untuk apa mencurahkan cinta saya, tetapi saya tidak memilikinya. Saya memiliki Tuhan dalam hati saya, maka saya mencintai-Nya. Saya mempunyai orangtua, maka saya mencintai mereka. Saya memiliki teman-teman, karena itulah saya mencintai mereka semua.
Tapi seorang wanita yang saya juluki Miss. Untouchables ini merubah pandangan saya tentang cinta tak harus memiliki. Saya mengenalnya sejak di bangku SMP. Dan tidak pernah menduga sebelumnya, bahwa wanita yang beda kelas dengan saya itu, kelak nantinya akan memberikan berjuta inspirasi puisi yang pernah saya tulis. Dan hal itu berlangsung terus-menerus hingga usia saya seperempat abad.
Saya juluki dia Miss. Untouchables karena semenjak saya mengenalnya, saya tak pernah bisa menggapai cintanya. Bukan, bukan karena ditolak. Justru saya belum pernah mengungkapkan perasaan saya. Cinta itu tak bisa tergapai lebih karena saya belum merasa yakin untuk bisa memilikinya. Dan ketika dia telah menemukan kehidupan dan pasangannya sendiri, saya semakin tenggelam dalam ketidakyakinan untuk bisa memilikinya.
Dia cantik. Jika cantik itu pohon, maka dia adalah hutan. Sayang sekali saya tak bisa memilikinya. Terkadang, cinta memang tak selamanya harus memiliki. Dan saya harus berbesar hati untuk bisa memahami itu. Ah, saya ini bodoh atau apa.
Tapi seorang wanita yang saya juluki Miss. Untouchables ini merubah pandangan saya tentang cinta tak harus memiliki. Saya mengenalnya sejak di bangku SMP. Dan tidak pernah menduga sebelumnya, bahwa wanita yang beda kelas dengan saya itu, kelak nantinya akan memberikan berjuta inspirasi puisi yang pernah saya tulis. Dan hal itu berlangsung terus-menerus hingga usia saya seperempat abad.
Saya juluki dia Miss. Untouchables karena semenjak saya mengenalnya, saya tak pernah bisa menggapai cintanya. Bukan, bukan karena ditolak. Justru saya belum pernah mengungkapkan perasaan saya. Cinta itu tak bisa tergapai lebih karena saya belum merasa yakin untuk bisa memilikinya. Dan ketika dia telah menemukan kehidupan dan pasangannya sendiri, saya semakin tenggelam dalam ketidakyakinan untuk bisa memilikinya.
Dia cantik. Jika cantik itu pohon, maka dia adalah hutan. Sayang sekali saya tak bisa memilikinya. Terkadang, cinta memang tak selamanya harus memiliki. Dan saya harus berbesar hati untuk bisa memahami itu. Ah, saya ini bodoh atau apa.
Read more...
Subscribe to:
Posts (Atom)
The Blogger
- Syah
- Aku selalu percaya kepada manusia. Aku hanya tak percaya pada iblis yang bersemayam di hati mereka.
Recent Comments
Tags
Archives
- October 2008 (3)
- August 2008 (6)
- June 2008 (2)
- May 2008 (1)
- April 2008 (3)
- March 2008 (2)
- January 2008 (1)
- November 2007 (1)
- October 2007 (1)
- September 2007 (1)
- August 2007 (3)
- July 2007 (1)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (1)
- March 2007 (5)
- February 2007 (7)
- January 2007 (13)
- December 2006 (11)
- November 2006 (14)