Kenapa Harus Ada Buruk Sangka ?
Published Monday, December 25, 2006 by Syah in Cerpen, Petuah BijakPrejudice is the reason of fools. (Voltaire)
Sudah lama Vita merindukan suaminya. Suami yang beribu kilometer jauhnya untuk bekerja menghidupi keluarganya. Mereka adalah pasangan muda yang belum dikaruniai anak, dan belum lama ini tinggal di kontrakkan yang lingkungan sekitarnya lebih mengutamakan rasa kekeluargaan daripada individu meski kadang bagi sebagian orang rasa kekeluargaan itu melanggar privasi orang lain. Sebelumnya mereka masih tinggal bersama orang tuanya.
Karena kesibukannya sebagai pekerja dan mahasiswi S2, Vita kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan tetangganya. Dan berharap, dengan kesibukannya yang menyita waktu itu, tetangganya bisa memakluminya.
Saat itu pun tiba. Suami yang dirindukannya, cuti kerja selama 2 minggu. Rasa rindu selama 6 bulan, akan terobati malam ini. Saat dia bertemu suaminya.
Waktu menunjukkan pukul 1 malam saat Vita bersama suaminya bertolak dari stasiun untuk menuju rumahnya. Saat hendak melewati tikungan terakhir, motor mereka dihentikan oleh sekelompok pemuda yang sedang jaga malam.
Pemuda 1 : "Oi mas, malem-malem gini mau kemana? mau nginepin cewek ?...!"
Pemuda 2 : *berbisik kepada pemuda 1* "Udah tangkep aja... pasti mereka mau berbuat mesum tuh."
Suami : "Saya mau pulang kerumah di depan tikungan situ mas. Cewek ini istri saya."
Vita mulai ketakutan.
Pemuda 3 : *menarik lengan suami* "Ga usah bohong" *sambil melayangkan tinjunya kearah pipi suami*
Pukulan berikutnya datang bertubi-tubi. Hingga sang suami babak belur. Vita hanya bisa menangis histeris sambil berlari ke rumahnya. Diambilnya bukti sahih yang berada di lemarinya bahwa mereka memang telah menikah. Ditunjukkannya bukti itu kepada sekelompok pemuda tersebut yang masih memukuli suaminya. Saat itu tetangga yang lain sudah berhamburan keluar rumah.
Vita : "Ini buktinya kalo kami telah menikah"
Saat Vita menunjukkan akte nikahnya, Pemuda-pemuda itu hanya terdiam kaku. Malu akan tindakannya memukuli suami Vita, dan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dengan wajah yang babak belur, sang suami berjalan pulang meninggalkan kerumunan sambil menuntun motornya. Di perjalanan pulang, dia hanya bisa mengutuki orang-orang yang berburuk sangka kepadanya tanpa berniat menuntut mereka. Otaknya diselimuti pertanyaan-pertanyaan. Kenapa harus ada buruk sangka di dunia ini.
Karena kesibukannya sebagai pekerja dan mahasiswi S2, Vita kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan tetangganya. Dan berharap, dengan kesibukannya yang menyita waktu itu, tetangganya bisa memakluminya.
Saat itu pun tiba. Suami yang dirindukannya, cuti kerja selama 2 minggu. Rasa rindu selama 6 bulan, akan terobati malam ini. Saat dia bertemu suaminya.
Waktu menunjukkan pukul 1 malam saat Vita bersama suaminya bertolak dari stasiun untuk menuju rumahnya. Saat hendak melewati tikungan terakhir, motor mereka dihentikan oleh sekelompok pemuda yang sedang jaga malam.
Pemuda 1 : "Oi mas, malem-malem gini mau kemana? mau nginepin cewek ?...!"
Pemuda 2 : *berbisik kepada pemuda 1* "Udah tangkep aja... pasti mereka mau berbuat mesum tuh."
Suami : "Saya mau pulang kerumah di depan tikungan situ mas. Cewek ini istri saya."
Vita mulai ketakutan.
Pemuda 3 : *menarik lengan suami* "Ga usah bohong" *sambil melayangkan tinjunya kearah pipi suami*
Pukulan berikutnya datang bertubi-tubi. Hingga sang suami babak belur. Vita hanya bisa menangis histeris sambil berlari ke rumahnya. Diambilnya bukti sahih yang berada di lemarinya bahwa mereka memang telah menikah. Ditunjukkannya bukti itu kepada sekelompok pemuda tersebut yang masih memukuli suaminya. Saat itu tetangga yang lain sudah berhamburan keluar rumah.
Vita : "Ini buktinya kalo kami telah menikah"
Saat Vita menunjukkan akte nikahnya, Pemuda-pemuda itu hanya terdiam kaku. Malu akan tindakannya memukuli suami Vita, dan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Dengan wajah yang babak belur, sang suami berjalan pulang meninggalkan kerumunan sambil menuntun motornya. Di perjalanan pulang, dia hanya bisa mengutuki orang-orang yang berburuk sangka kepadanya tanpa berniat menuntut mereka. Otaknya diselimuti pertanyaan-pertanyaan. Kenapa harus ada buruk sangka di dunia ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
The Blogger
- Syah
- Aku selalu percaya kepada manusia. Aku hanya tak percaya pada iblis yang bersemayam di hati mereka.
Recent Comments
Tags
Archives
- October 2008 (3)
- August 2008 (6)
- June 2008 (2)
- May 2008 (1)
- April 2008 (3)
- March 2008 (2)
- January 2008 (1)
- November 2007 (1)
- October 2007 (1)
- September 2007 (1)
- August 2007 (3)
- July 2007 (1)
- June 2007 (2)
- May 2007 (3)
- April 2007 (1)
- March 2007 (5)
- February 2007 (7)
- January 2007 (13)
- December 2006 (11)
- November 2006 (14)
begitulah adanya... :)
maka dari itu... konon katanya... perlu sekali bersosialisasi dengan lingkungan sekitar... :)
@bagonk : itu berarti kalo bersosialisasi, ga bakalan di buruk sangkain ya mas?
hm..dilematik. sapa seh yg bisa mengendalikan pikiran orang laen? tapi setidaknya kita bisa mengusahakan agar orang laen tak berpikiran demikian..
@dewi : itu berarti kita hidup harus memikirkan perasaan orang lain juga meski harus melanggar privasi ?
kasian masa harus nunjukin surat nikah segala... :(
belajar tuk tidak su'udzon yak?
@p12t : itu berarti tak ada gunanya kan kita berburuk sangka ?
tetangga adalah keluarga terdekat kita yang sesungguhnya :)
ketika dalam kondisi kesusahan, tetanggalah yang pertama kali membantu :)
mmmm.... memang perlu sih bersosialisasi.. banget. cuman kok pemuda-pemuda itu kurang ajar yah? nggak seharusnya mereka begitu...