Long Road To Heaven


Long Road To Heaven adalah sebuah film drama, bukan dokumenter, yang terinspirasi dari tragedi Bali. Film ini bercerita dalam 3 kurun waktu utama, yaitu: pada saat bom meledak di Oktober 2002, masa persidangan Amrozi cs di Bali 7 bulan setelah pemboman, dan masa dimana para teroris mempersiapkan rencana mereka untuk melakukan aksi ini.
Namun Long Road To Heaven tidak hanya berkutat pada karakter-karakter teroris. Film tentang kemanusiaan ini bercerita dari berbagai sudut pandang. Terutama sudut pandang karakter-karakter lain yang merasakan langsung, efek dari tragedi. Film dibuka dengan cerita Hannah Catrelle (Mirrah Foulkes) seorang warga negara Amerika yang tinggal di Bali ketika bom meledak. Ditengah-tengah kekacauan ia bertemu dengan Haji Ismail (Joshua Pandelaki), lelaki muslim warga Bali yang bersama-sama menjadi sukarelawan. Melalui pertemuan ini Hannah belajar tentang Islam yang sesungguhnya dan menyadari bagaimana prasangka buruk bisa mengakibatkan pemahaman yang salah tentang kemanusiaan.
Sementara itu, Liz Thompson (Raelee Hill), seorang wartawan Australia yang datang ke Bali 7 bulan setelah pemboman, dipertemukan dengan Wayan Diya (Alex Komang), supir taksi asli Bali. Wayan yang semula sangat tertutup terhadap Liz akhirnya bercerita tentang adiknya yang menjadi korban dalam tragedi tersebut. Liz sendiri akhirnya menemukan pemahaman baru tentang nilai-nilai spiritualisme Bali.
Banyak makna dibalik tragedi ini yang bisa kita ambil. Film ini mencoba memahami pemikiran para pelaku, keluarga korban dan masyarakat asing. Walau pendekatan film ini fiksi, semua data merupakan hasil riset yang disajikan seimbang sehingga diharapkan penonton akan memihak pada nurani dan kemanusiaannya.
Dalam kehidupan modern ini manusia diharapkan agar dapat menyikapi perbedaan dengan positif, sampai akhirnya kita dapat menghargai perbedaan. Pada dasarnya manusia cinta damai namun dalam realitasnya selalu ada upaya-upaya yang mencoba menghalangi terjadinya damai dimuka bumi.
Berikut adalah orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film Long Road To Heaven.

Cast :

Raele Hill sebagai Liz Thompson
Mirrah Foulkes sebagai Hannah Catrelle
Alex Komang sebagai Wayan Diya
Surya Saputra sebagai Hambali
John O'Hare sebagai Tim Dawson
Sarah Treleaven sebagai Julie Dawson
Joshua Pandelaki sebagai Haji Ismail

Crew :

Sutradara - Enison Sinaro
Penulis Naskah - Wong Wai Leng
Penulis Naskah - Andy Logam-Tan
Produser Eksekutif - Larry Y. Higgs
Produser - Nia Dinata
Produser - Constantin Papadimitriou
Co-Produser - Wilza Lubis
Co-Produser - Dewi Umaya Rachman
Co-Produser - Ninin Omar Faisal
Penata Seni - Iri Supit
Penata Fotografi - Ical Tanjung
Perekam Suara - Suhadi
Penata Suara - Satrio Budiono
Editor - Sastha Sunu
Editor - Cesa D. Luckmansyah
Musik - Thoersi Argeswara
Line Producer - Wilza Lubis
Post Producer - Dewi Umaya
Post Producer - Elza Hidayat

Mulai tayang di bioskop 25 Januari 2007

Tautan :

- Long Road To Heaven official website
- Movie Review
- Long Road To Heaven di Detik.com


16 comments:

  1. Kristin

    Jadi tergelitik pengen ngeliat neh pilem...
    karna bali punya hubungan denganku pa lagi sblm meledak ak ada di di area itu siangnya sblm berangkat ke sby :D

     
  2. Syah

    @kristin : benarkah itu? wah.. anda akan punya emosi yang kuat nantinya saat menonton film ini.

     
  3. Anonymous

    Sepertinya cukup bagus klo liat dari resensinya.

     
  4. Syah

    @micokelana : memang.. dibandingkan 'Ekskul' film ini sepuluh kali lipatnya.

     
  5. Anonymous

    wah bagus juga infonya...

    kayaknya kerja gabungan antara artis kita dengan luar ya???

    Mudah2an bisa nontonnya???

    Salam.

     
  6. Syah

    @joni : benar... kerjasama antara Indonesia dan Australia

     
  7. Anonymous

    hoho..
    Keren..
    Ituh pilem yang bikin bukan orang endonesa kah?
    sepeduli ituh mereka ya.. ^_^

     
  8. Syah

    @tikabanget : piye to mbakyu... pasti bacanya ga tuntas deh.
    coba dibaca lagi yo cah ayu...

     
  9. kenny

    udah syukur bisa lolos sensor...

     
  10. Anonymous

    waduh... lha ini apa bedanya dengan cerita di tipi/ koa atau media lain?

    hmm....

     
  11. Anonymous

    aku juga suka film model drama gini... ga cuman asal jual tampang dan efek aja

     
  12. Syah

    @kenny : harusnya ga perlu masuk badan sensor dulu ya...

    @kw : bedanya kalo yang ini film bang... hehehehe

    @bebek : yang jelas beda banget ama pocong 2 yang katanya efeknya bagus tapi ceritanya... weh jangan ditanya deh

     
  13. Anonymous

    ulasannya mantap banget, sepertinya bakalan bagus ini film.

     
  14. Syah

    @gaussac : semoga filmnya sebagus ulasannya ya....

     
  15. Syah

    @gaussac : semoga filmnya sebagus ulasannya ya...

     
  16. Syah

    @beata : wah... ulasan yang panjang sekali. padahal saya belum nonton filmnya.

     

Post a Comment